Monday, November 27, 2017

Dream, dream

Dream, dream....
There are 2 Pixar movies, that left a deep imprint in my heart, in particular about dream.

One is UP. In the story, Carl idolizes the famous explored, Charles. As the matter of fact, his love story, marriage life revolves around his dreamy obsession of that Charles and the place he explores.

They have a happy love life. Very happy, indeed. They love each other till they grow old and his wife passes away. They plan to go for the adventure, but they never make it happen, as they do not have enough money and the saving they have is always used for something important.

But, when old Card has the chance to explore and finally he arrives at the place of his dream and the idol he admires, the dream is shattered to pieces. The idol is not the hero he imagines, and at the end the happy place is not the place of his "initial" dream.

It's the same for Coco. Little Miguel has a dream to be musician, even though music is curse in his family. His idol is Ernesto de la Cruz, who later he thinks is his great great grandfather. 

He gets a chance to meet him, in the Land of the Dead. He enjoys the basking of fame and sense of importance for a while. Until he realizes who the man that he thinks is his great-great grandfather really is. Until he realizes who is his real great great grandfather and what really matters in life. At the end not even his passion, fame, success matter - he realizes that family and love matter.

Such a beautiful plot. 

There is one thing needful above all our dreams. Seek that one thing first and all other things will be continuously increasing in your life.

Monday, September 04, 2017

Mimpi aneh di Phuket

I dreamed that I was abducted on the way to work. I was made a slave in a factory that suprisingly just near by my office. 

Cut short the story, after some 1-2 years I managed to escape and made police report. I was so angry to the abductor and the factory master. 

In the morning I was thinking what does it mean?

Suddenly I could feel more on what Joseph have felt. Why didn't Joseph try to find his father right after he was made Zafnaat Paaneah?

He had the power and plenty of time. Just sent some 10 fine men of Egyptians to travel and find some information is so easy. 

Joseph was a teenager when he was abducted. Doted by his dad. He relied much of his dad. 

I am pretty sure, in the first few weeks and months he thought that his dad will pick him back. Years, the hope was fading. He never knew for sure, why. Did he feel the feeling of being abandoned by his dad? He did not know of course that the brother had told Jacob that he has died. 

Then I remembered that fulfills the picture when Jesus cried 'Eli Eli Lama Sabakhtani ..'

Joseph focused on God for the rest of his days. 






Sunday, July 09, 2017

Perempuan Siro Fenesia

Ingat akan cerita tentang seorang perempuan Kanaan, Siro Fenesia di dalam Injil? Kisah ini ditulis hanya oleh Matius dan Markus. Matius adalah Rasul yang diutus untuk orang Ibrani dan tulisannya ditargetkan kepada mereka. Injil Markus ditulis untuk menekankan pelayanan dan pekerjaan Kristus, dengan kata lain: Kristus sebagai Pelayan atau Hamba.

Kisah ini sering menggelisahkan banyak orang atau membuat orang Kristen sedikit tidak nyaman. Kesannya, kok Tuhan Yesus seperti kasar? Atau juga membingungkan. Ada yang bilang malah, rasis. Yang jelas tidak konsisten kan? Di banyak ayat, di semua kitab Injil, dijelaskan kedatangan Tuhan Yesus adalah untuk menebus dosa dunia, kok sekarang malah seolah-olah mau mengusir orang yang mengiba-iba kepadaNya?

Ada yang bilang karena memang ada pesan tertentu soal pilihan kepada bangsa Israel. Ada yang bilang, mau menguji. Cuma kalau mau menguji... apakah tidak terlalu kejam?

Kisah ini dimulai dengan pemberitahuan bahwa Tuhan Yesus bersembunyi. Tuhan Yesus bersembunyi ? Jikalau Dia menghendaki untuk bersembunyi maka mudah saja bagi dia, untuk membuat diriNya tidak ditemui siapapun. Tentulah Tuhan Yesus tahu, bahwa ibu itu akan datang, namun Dia bermaksud supaya Dia memiliki momen tertutup dengan murid2Nya tentang suatu pelajaran penting yang sensitif. Kalau bukan karena Tuhan Yesus memang memberi jalan agar ibu itu bisa menemukan Dia niscaya dia tidak akan bisa menemukan Yesus.

Datanglah seorang ibu dengan beban yang sangat berat. Anak perempuan yang dikasihinya disiksa oleh setan. Saya tidak tahu bentuk siksaan-nya, apakah sakit di badan atau jiwa - tapi dapat Anda bayangkan bukan, betapa mengerikan dan kejinya siksaan setan itu? Kalau Anda adalah orang tua, tentulah Anda bisa merasakan beratnya beban itu. Kasih ibu, seperti sungai deras yang tidak akan menyerah, menggerus semua batu dan lumpur. Di benak ibu itu, seolah-olah apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan anaknya.

Tidak mudah bagi ibu itu untuk mencari Yesus. Ibu itu bukan seorang Yahudi, kan? Orang Yahudi memandang hina orangi Gentile (non-Yahudi) dan sebaliknya. Bagi ibu itu untuk menyebrang ke daerah orang Yahudi dan mencari Tuhan Yesus yang 'seolah bersembunyi', dia memerlukan tekad yang kuat, bukan? Ah, kasih ibu - siapa dapat memahami kekuatannya?


Paragraf sebelumnya bicara tentang kesia-siaan hukum, dan bahwa bukan soal hukum lahiriah yang berarti, tetapi apa yang ada di dalam hati. Iman.

Dan langsung setelah pertemuan dengan ibu tersebut Yesus melakukan pelayanan di daerah Gentile. Sekiranya Yesus anti terhadap Gentile, tentu Dia tidak akan melakukan itu bukan? Sebaliknya Matius dan Markus dengan sangat cermat menaruh kisah ibu Siro Fenesia ini, diapit dengan 2 kisah di atas. Dua-duanya untuk menekankan bahwa Yesus datang bukan hanya untuk orang Yahudi. Bandingkan juga dengan kisah Yoh 4, Yesus dan perempuan Samaria di tepi sumur, ketika Dia mendeklarasikan bahwa saatnya tiba bahwa penyembahan kepada Yesus adalah soal Roh dan kebenaran, dan bukan soal menjadi orang Yahudi.




Begitu ibu itu bertemu Yesus, segera ia berlutut, memeluk kaki Yesus dan berteriak-teriak tak henti-henti. Dalam Alkitab dikatakan bahwa dia 'krazio' - menangis tak henti-henti, terus menerus. Melolong-lolong. Mungkin satu kata bisa menggambarkan, 'kalap'.

Dia berteriak-teriak,“Anak Daud!”

Sebegitu berisiknya ibu itu sampai-sampai murid-murid Yesus berinisiatif untuk mengusir ibu itu. Tidakkah mereka terharu melihat gelora dan jeritan seorang ibu? Tidakkah mereka bersimpati akan badai emosi yang ditanggungnya?

Jika kamu memiliki seorang anak, atau seseorang yang sangat engkau kasihi, tidakkah kamu akan berbuat serupa?
Reaksi Yesus? Diam. Membisu.
“Guru, suruhlah perempuan itu pergi” ujar mereka. Ha ha ha, mereka tidak berani mengusir ibu itu, malah menyuruh Yesus untuk melakukannya. Kemungkinan mereka juga sadar mereka akan kewalahan untuk menghadap si ibu yang kalap tersebut. Atau mungkin mereka takut dan ingin memastikan bahwa mengusir ibu itu 'boleh' dilakukan.

Yesus menjawab bahwa Dia diutus hanya kepada umat Israel.

Kedengarannya kejam? Bukan hanya kejam juga aneh. Tidak konsisten.

Jika demikian bagaimana dengan kasus perempuan Samaria di tepi sumur?
Bagaimana dengan perwira Kapernaum?
Lebih aneh lagi kisah ini didahului oleh kisah bagaimana Yesus, mnegkritik tajam kemunafikan ahli Taurat dan orang Farisi dan menegaskan bahwa bukan yang di luar tetapi yang di dalam.
Lebih aneh lagi bab berikutnya Tuhan Yesus mengadakan pelayanan ke daerah di mana banyak orang Gentile bermukim di situ. Bahkan Dia memberi makan 4000 orang Gentile.

Seolah-olah ada maksud tertentu. Mungkinkah Dia hendak meninggalkan pengajaran khusus bagi murid2Nya? Sesuatu yang sangat penting, yang akan menjadi pergumulan murid2Nya kelak.

Lalu mengapa?

Ibu itu datang dengan kalap. Dengan badai emosi yang tidak terperikan. Dia tahu dia bukan orang Yahudi, dan apa yang dia tahu dan percaya bahwa dia rela melakukan apa saja agar anaknya sembuh. Dia berteriak-teriak 'Anak Daud, Anak Daud…..“ Dia menyiratkan pada Yesus dia bersedia menjadi orang Yahudi dan memeluk agama Yahudi agar dia beroleh belas kasihan dari Tuhan…..

Itulah sebabnya Tuhan mengulang pikiran ibu itu sendiri dan menyodorkan kenyataan itu padanya. Pertama-tama Dia terdiam dahulu, agar badai emosinya menenang, dan sebetulnya Tuhan memberikan petunjuk, sekiranya ibu itu memaksa untuk memperoleh belas kasihan dari Tuhan atas dasar sesuatu yang hendak dia tukarkan…. maka jalan buntu.

Bukankah kita seringkali seperti itu? Kalau kita sedang panik, takut, maka kita berusaha menawarkan sesuatu kepada Tuhan sebagai balasnya. Ketakutan kita menghalangi pandangan kita pada Tuhan dan kebaikanNya.

"Jadi bagaimana Tuhan?” Ibu itu bertanya2…. dengan putus asa dia tersungkur dan menyembah Tuhan…dan memanggil nama Tuhan …“tolonglah….”

Di sinilah Tuhan Yesus memberikan jalan keluar kepada ibu itu, sesuai dangan bahasa dan jalan pemikiran ibu itu.

“Roti ini untuk anak2 dahulu, masakan diberikan kepada anjing.”

Tidak layak anjing itu untuk menerima roti itu. Tidak layak….. tidak layak!

Teolog Bruce menjelaskan bahwa kita tidak tahu nada apa yang dipakai oleh Yesus. Karena nada dan intonasi yang dipakai oleh Yesus akan menentukan arti dari ucapanNya. Mungkin sekali Yesus mengatakan itu sambil mengedipkam mataNya pada ibu tersebut. Tuhan Yesus hendak memberitahukan pada ibu itu bahwa ia tidak bisa meminta atas dasar hukum…. atas karena sesuatu yang agamawi. Dia tidak bisa berusaha menawar atau membeli atau menukarkan atau menyogok Tuhan. Tetapi Tuhan justru memberitakan suatu loophole, suatu kesempatan bagi ibu itu untuk keluar dari keadaannya yang mustahil.

Banyak orang bingung kenapa Tuhan Yesus seolah memaki 'anjing' kepada ibu itu. Saya bayangkan, bagaimana sih rasanya ada di dalam hadirat Tuhan? Penuh damai dan kasih. Tuhan Yesus memakai bahasa justru sesuai dengan apa yang sedang digumulkan oleh ibu itu di dalam pikirannnya. Bandingkan dengan Yoh 3, pembahasaan Yesus kepada Nikodemus sang teolog yang pintar. Lalu di Yoh 4, kepada perempuan Samaria yang bergumul dalam perasaan berdosa dn ketidaklayakan.

Tuhan Yesus meng-customise pesanNya.

Ibu itu melihat kedipan mata Yesus dan luapan kasih dan damai mengaliri hatinya! Seketika hatinya melompat dan melihat petunjuk yang Yesus berikan!

'Anjing itu makan dari remahnya Tuhan!, mungkin ibu itu berteriak dengan sukacita.

Dia melihat kata kuncinya di situ 'tidak layak' atau dalam istilah buku Ps Prince 'Unmerited Favor'. Inilah iman.. Melihat dan menerima kasih karunia sebagai sesuatu yang tidak layak kita terima..

Tuhan Yesus bilang, jangan berusaha melayakkan dirimu. Terimalah sebagai unmerited favor. Ibu itu berusaha melayakkan dirimya dengan menyatakan kesediaanya untuk menjadi orang Yahudi atau untuk memeluk agama Yahudi. Yesus menjelaskan bahwa kasih karuniaNya diterima sebagai unmerited favor!

Saya bayangkan senyuman dan sukacita Yesus mendengar jawaban ibu itu.

Besar imanmu, puji Yesus. Anakmu sembuh saat ini juga….

Ibu itu pulang bukan hanya mendapatkam anaknya sembuh, dia beroleh kunci rahasia dan misteri yang telah tersimpan ribuan tahun, yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya..

Dia telah mengalami kasih Allah itu sendiri dan mengecap kasih karunia Allah.Unmerited favor.

Sunday, April 30, 2017

Pulang kepada senja di kotaku

Belum lama ini aku pulang ke kotaku
Tempat tumbuh dan kenangan masa kecil diukir
Bangunan-bangunan kusam masih seperti dahulu, dan bertambah tua
Delman-delman menunggu santai di pagi berdebu

Waktu tidak bisa dicegah. Dia berlari atau melayang atau cuma merangkak, dia tetap bergerak

Waktu membuat perspektif berbeda. 
Api yang membakar menjadi lilin yang tenang. 

Aku bertemu dengan seseorang yang dahulu datang mengancam ke rumah,
kusapa dan kusalami, tersenyum dia memamerkan giginya yang ompong. 
Wajah keriput, rambut tipis, otot menguap, menghapus semua kegarangan masa lalu. 

Waktu seperti membawa kesakitan dan kepedihan. 
Melihat sosok tulang terbalut kulit, terengah-engah bicara. 

Aku juga bertemu seorang tukang parkir yang bahagia dan terlihat muda
Menyapa adikku, dia mengingatkan kalau dia tukang becak yang dahulu mengantarnya waktu masih SD
Puluhan tahun berlalu, cucunya sudah dua
Menjalani masa tua dengan kegembiraan orang muda, sungguh baik adanya. 



Who moved my cheese... my what?

Remember the famous management book 'Who move my cheese?'  The story is about a mouse community who one day find that the their source of cheese has been depleted. They keep hoping and waiting. One mouse, though, declares that this is reality. The cheese will never come back and that they have to go and find a new place with cheese. Nobody moves the cheese, it's just the way it is, says the mouse, to which he receives all the mockery. In short, he goes and wanders and he is right and he gets a better life than those who don't. 

My younger son, 7 years old (almost), told me that actually what the mice chase are not cheese. They actually like carrot and peanut, but it is locked in the jar, he explains. So they chase cheese instead without realizing what they are originally yearning for. 

Morale of the story: find out what it really matters to you in life. 

Monday, April 03, 2017

At the feet of the Cross

I fell at the foot of the cross and I saw the feet covered with flowing blood.
I heard Him asked,"How do you feel to live a life that has been completed?"

Wednesday, March 29, 2017

The Secret of Contentment

It's not about having more or less, but the secret of contentment is knowing that you have Jesus with you and He is enough - A Farley

Live

You shall live once you no longer fear death - HSL

Saturday, March 25, 2017

Burung Elang di Atas Tanah

Embun masih basah, ketika aku melihat seekor burung elang. Sayapnya besar mengepak sedikit saat aku mendekat. Sedikit heran, mengapa ia tidak terbang, aku merunduk lebih dekat. Ternyata kakinya terjerat semak belukar.

Iba, aku hendak melepaskan. Namun tiba-tiba aku terhenti.

Aku melihat sayapnya yang agung dan cakarnya yang kekar.

Membuyar seketika keherananku. Burung itu burung yang agung, dia dapat memilih untuk bebas dan terbang tinggi. Semak duri yang menjeratnya tiada artinya bagi dia.

Burung elang itu takut terbang. Bumi menariknya ke bawah dan mengikatnya dalam ketakutan. Takut jatuh, takut keluar. Di sana, di tanah, dia beroleh serpihan daging jatuh. Cukup untuk dia hidup.

Bagaimana kalau dia terbang dan jatuh? Bagaimana kalau dia pergi, dia tidak dapat menemukan makanan?

O, burung elang yang perkasa. Terbanglah tinggi. Kepakkan sayapmu, karena Penciptamu, yang menenun sayap-sayapmu.

Wednesday, March 22, 2017

Cradled in Freefall

This is the excerpt of letter from Kayla Mueller. If you do not know who she is, just google her name.

I have learned many stories about the many prayer warriors, hero of faith, or even church celebrities, mega church pastors, but ........ 

I am astonished by the prayer in this letter. It is so powerful, it is indeed. 

To free-fall cradled by God's hand.... I have nothing to say.

====================

Everyone, 

If you are receiving this letter it means I am still detained but my cell mates (starting from 11/2/2014) have been released.

I have asked them to contact you + send you this letter.

It’s hard to know what to say.

Please know that I am in a safe location, completely unharmed + healthy(put on weight in fact); I have been treated w/ the utmost respect + kindness. I wanted to write you all a well thought out letter (but I

didn’t know if my cellmates would be leaving in the coming days or the coming months restricting my time but primarily) I could only but write the letter a paragraph at a time, just the thought of you all sends me into a fit of tears.

If you could say I have “suffered” at all throughout this whole  experience it is only in knowing how much suffering I have put you all through; I will never ask you to forgive me as I do not deserve forgiveness.

I remember mom always telling me that all in all in the end the only one you really have is God. I have come to a place in experience where, in every sense of the word, I have surrendered myself to our creator b/c literally there was no else….+ by God + by your prayers I have felt tenderly cradled in freefall.

I have been shown in darkness, light + have learned that even in prison, one can be free. I am grateful.

I have come to see that there is good in every situation, sometimes we just have to look for it. I pray each each day that if nothing else, you have felt a certain closeness + surrender to God as well + have formed a bond of love + support amongst one another…

I miss you all as if it has been a decade of forced separation. I have had many a long hour to think, to think of all the things I will do w/ Lex, our first family camping trip, the first meeting @ the airport.I have had many hours to think how only in your absence have I finally @ 25 years old come to realize your place in my life.

The gift that is each one of you + the person I could + could not be if you were not a part of my life, my family, my support. I DO NOT want the negotiations for my release to be your duty, if there is any other option

take it, even if it takes more time.

This should never have become your burden. I have asked these women to

support you; please seek their advice. If you have not done so already, [REDACTED] can contact [REDACTED] who may have a certain level of experience with these people.

None of us could have known it would be this long but know I am also fighting from my side in the ways I am able + I have a lot of fight left

inside of me.

I am not breaking down + I will not give in no matter how long it takes.

I wrote a song some months ago that says, “The part of me that pains the most also gets me out of bed, w/out your hope there would be nothing left…” aka -­ The thought of your pain is the source of my own, simultaneously the hope of our reunion is the source of my strength.

Please be patient, give your pain to God.

I know you would want me to remain strong.

That is exactly what I am doing.

Do not fear for me, continue to pray as will I + by God’s will we will

be together soon.

All my everything,

Kayla
=====

And just a little comment out of my ignorance. While I admire Obama a lot, I think one of the grave mistakes he did, was that he did not do enough to save her.

The most important thing to seek

The most important thing to find in life is to find out that you are loved by God

Sunday, March 12, 2017

Tragedy

The saddest tragedy is when one become something he is not supposed to be. 


Monday, January 02, 2017

You cannot always understand Him

If your faith depends on your need to understand how God works, you will always feel insecure and tou stand on a shaky ground. Put your faith on the trust that God is God and He is love. - HSL, 2 Jan 2017