Sunday, July 09, 2017

Perempuan Siro Fenesia

Ingat akan cerita tentang seorang perempuan Kanaan, Siro Fenesia di dalam Injil? Kisah ini ditulis hanya oleh Matius dan Markus. Matius adalah Rasul yang diutus untuk orang Ibrani dan tulisannya ditargetkan kepada mereka. Injil Markus ditulis untuk menekankan pelayanan dan pekerjaan Kristus, dengan kata lain: Kristus sebagai Pelayan atau Hamba.

Kisah ini sering menggelisahkan banyak orang atau membuat orang Kristen sedikit tidak nyaman. Kesannya, kok Tuhan Yesus seperti kasar? Atau juga membingungkan. Ada yang bilang malah, rasis. Yang jelas tidak konsisten kan? Di banyak ayat, di semua kitab Injil, dijelaskan kedatangan Tuhan Yesus adalah untuk menebus dosa dunia, kok sekarang malah seolah-olah mau mengusir orang yang mengiba-iba kepadaNya?

Ada yang bilang karena memang ada pesan tertentu soal pilihan kepada bangsa Israel. Ada yang bilang, mau menguji. Cuma kalau mau menguji... apakah tidak terlalu kejam?

Kisah ini dimulai dengan pemberitahuan bahwa Tuhan Yesus bersembunyi. Tuhan Yesus bersembunyi ? Jikalau Dia menghendaki untuk bersembunyi maka mudah saja bagi dia, untuk membuat diriNya tidak ditemui siapapun. Tentulah Tuhan Yesus tahu, bahwa ibu itu akan datang, namun Dia bermaksud supaya Dia memiliki momen tertutup dengan murid2Nya tentang suatu pelajaran penting yang sensitif. Kalau bukan karena Tuhan Yesus memang memberi jalan agar ibu itu bisa menemukan Dia niscaya dia tidak akan bisa menemukan Yesus.

Datanglah seorang ibu dengan beban yang sangat berat. Anak perempuan yang dikasihinya disiksa oleh setan. Saya tidak tahu bentuk siksaan-nya, apakah sakit di badan atau jiwa - tapi dapat Anda bayangkan bukan, betapa mengerikan dan kejinya siksaan setan itu? Kalau Anda adalah orang tua, tentulah Anda bisa merasakan beratnya beban itu. Kasih ibu, seperti sungai deras yang tidak akan menyerah, menggerus semua batu dan lumpur. Di benak ibu itu, seolah-olah apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan anaknya.

Tidak mudah bagi ibu itu untuk mencari Yesus. Ibu itu bukan seorang Yahudi, kan? Orang Yahudi memandang hina orangi Gentile (non-Yahudi) dan sebaliknya. Bagi ibu itu untuk menyebrang ke daerah orang Yahudi dan mencari Tuhan Yesus yang 'seolah bersembunyi', dia memerlukan tekad yang kuat, bukan? Ah, kasih ibu - siapa dapat memahami kekuatannya?


Paragraf sebelumnya bicara tentang kesia-siaan hukum, dan bahwa bukan soal hukum lahiriah yang berarti, tetapi apa yang ada di dalam hati. Iman.

Dan langsung setelah pertemuan dengan ibu tersebut Yesus melakukan pelayanan di daerah Gentile. Sekiranya Yesus anti terhadap Gentile, tentu Dia tidak akan melakukan itu bukan? Sebaliknya Matius dan Markus dengan sangat cermat menaruh kisah ibu Siro Fenesia ini, diapit dengan 2 kisah di atas. Dua-duanya untuk menekankan bahwa Yesus datang bukan hanya untuk orang Yahudi. Bandingkan juga dengan kisah Yoh 4, Yesus dan perempuan Samaria di tepi sumur, ketika Dia mendeklarasikan bahwa saatnya tiba bahwa penyembahan kepada Yesus adalah soal Roh dan kebenaran, dan bukan soal menjadi orang Yahudi.




Begitu ibu itu bertemu Yesus, segera ia berlutut, memeluk kaki Yesus dan berteriak-teriak tak henti-henti. Dalam Alkitab dikatakan bahwa dia 'krazio' - menangis tak henti-henti, terus menerus. Melolong-lolong. Mungkin satu kata bisa menggambarkan, 'kalap'.

Dia berteriak-teriak,“Anak Daud!”

Sebegitu berisiknya ibu itu sampai-sampai murid-murid Yesus berinisiatif untuk mengusir ibu itu. Tidakkah mereka terharu melihat gelora dan jeritan seorang ibu? Tidakkah mereka bersimpati akan badai emosi yang ditanggungnya?

Jika kamu memiliki seorang anak, atau seseorang yang sangat engkau kasihi, tidakkah kamu akan berbuat serupa?
Reaksi Yesus? Diam. Membisu.
“Guru, suruhlah perempuan itu pergi” ujar mereka. Ha ha ha, mereka tidak berani mengusir ibu itu, malah menyuruh Yesus untuk melakukannya. Kemungkinan mereka juga sadar mereka akan kewalahan untuk menghadap si ibu yang kalap tersebut. Atau mungkin mereka takut dan ingin memastikan bahwa mengusir ibu itu 'boleh' dilakukan.

Yesus menjawab bahwa Dia diutus hanya kepada umat Israel.

Kedengarannya kejam? Bukan hanya kejam juga aneh. Tidak konsisten.

Jika demikian bagaimana dengan kasus perempuan Samaria di tepi sumur?
Bagaimana dengan perwira Kapernaum?
Lebih aneh lagi kisah ini didahului oleh kisah bagaimana Yesus, mnegkritik tajam kemunafikan ahli Taurat dan orang Farisi dan menegaskan bahwa bukan yang di luar tetapi yang di dalam.
Lebih aneh lagi bab berikutnya Tuhan Yesus mengadakan pelayanan ke daerah di mana banyak orang Gentile bermukim di situ. Bahkan Dia memberi makan 4000 orang Gentile.

Seolah-olah ada maksud tertentu. Mungkinkah Dia hendak meninggalkan pengajaran khusus bagi murid2Nya? Sesuatu yang sangat penting, yang akan menjadi pergumulan murid2Nya kelak.

Lalu mengapa?

Ibu itu datang dengan kalap. Dengan badai emosi yang tidak terperikan. Dia tahu dia bukan orang Yahudi, dan apa yang dia tahu dan percaya bahwa dia rela melakukan apa saja agar anaknya sembuh. Dia berteriak-teriak 'Anak Daud, Anak Daud…..“ Dia menyiratkan pada Yesus dia bersedia menjadi orang Yahudi dan memeluk agama Yahudi agar dia beroleh belas kasihan dari Tuhan…..

Itulah sebabnya Tuhan mengulang pikiran ibu itu sendiri dan menyodorkan kenyataan itu padanya. Pertama-tama Dia terdiam dahulu, agar badai emosinya menenang, dan sebetulnya Tuhan memberikan petunjuk, sekiranya ibu itu memaksa untuk memperoleh belas kasihan dari Tuhan atas dasar sesuatu yang hendak dia tukarkan…. maka jalan buntu.

Bukankah kita seringkali seperti itu? Kalau kita sedang panik, takut, maka kita berusaha menawarkan sesuatu kepada Tuhan sebagai balasnya. Ketakutan kita menghalangi pandangan kita pada Tuhan dan kebaikanNya.

"Jadi bagaimana Tuhan?” Ibu itu bertanya2…. dengan putus asa dia tersungkur dan menyembah Tuhan…dan memanggil nama Tuhan …“tolonglah….”

Di sinilah Tuhan Yesus memberikan jalan keluar kepada ibu itu, sesuai dangan bahasa dan jalan pemikiran ibu itu.

“Roti ini untuk anak2 dahulu, masakan diberikan kepada anjing.”

Tidak layak anjing itu untuk menerima roti itu. Tidak layak….. tidak layak!

Teolog Bruce menjelaskan bahwa kita tidak tahu nada apa yang dipakai oleh Yesus. Karena nada dan intonasi yang dipakai oleh Yesus akan menentukan arti dari ucapanNya. Mungkin sekali Yesus mengatakan itu sambil mengedipkam mataNya pada ibu tersebut. Tuhan Yesus hendak memberitahukan pada ibu itu bahwa ia tidak bisa meminta atas dasar hukum…. atas karena sesuatu yang agamawi. Dia tidak bisa berusaha menawar atau membeli atau menukarkan atau menyogok Tuhan. Tetapi Tuhan justru memberitakan suatu loophole, suatu kesempatan bagi ibu itu untuk keluar dari keadaannya yang mustahil.

Banyak orang bingung kenapa Tuhan Yesus seolah memaki 'anjing' kepada ibu itu. Saya bayangkan, bagaimana sih rasanya ada di dalam hadirat Tuhan? Penuh damai dan kasih. Tuhan Yesus memakai bahasa justru sesuai dengan apa yang sedang digumulkan oleh ibu itu di dalam pikirannnya. Bandingkan dengan Yoh 3, pembahasaan Yesus kepada Nikodemus sang teolog yang pintar. Lalu di Yoh 4, kepada perempuan Samaria yang bergumul dalam perasaan berdosa dn ketidaklayakan.

Tuhan Yesus meng-customise pesanNya.

Ibu itu melihat kedipan mata Yesus dan luapan kasih dan damai mengaliri hatinya! Seketika hatinya melompat dan melihat petunjuk yang Yesus berikan!

'Anjing itu makan dari remahnya Tuhan!, mungkin ibu itu berteriak dengan sukacita.

Dia melihat kata kuncinya di situ 'tidak layak' atau dalam istilah buku Ps Prince 'Unmerited Favor'. Inilah iman.. Melihat dan menerima kasih karunia sebagai sesuatu yang tidak layak kita terima..

Tuhan Yesus bilang, jangan berusaha melayakkan dirimu. Terimalah sebagai unmerited favor. Ibu itu berusaha melayakkan dirimya dengan menyatakan kesediaanya untuk menjadi orang Yahudi atau untuk memeluk agama Yahudi. Yesus menjelaskan bahwa kasih karuniaNya diterima sebagai unmerited favor!

Saya bayangkan senyuman dan sukacita Yesus mendengar jawaban ibu itu.

Besar imanmu, puji Yesus. Anakmu sembuh saat ini juga….

Ibu itu pulang bukan hanya mendapatkam anaknya sembuh, dia beroleh kunci rahasia dan misteri yang telah tersimpan ribuan tahun, yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya..

Dia telah mengalami kasih Allah itu sendiri dan mengecap kasih karunia Allah.Unmerited favor.

No comments: