Tuesday, December 19, 2006

satu hidup satu hari

satu hari itu seperti hidup
subuh saat fajar merekah, seperti seorang bayi merekah dalam kehidupan baru
di tangannya lembar putih masih kosong
di tangannya satu hari masih tersedia
pagi-pagi, kita bersiap2, mandi, makan pagi...
umur muda, kita bermain, bersekolah, ah..senangnya

pukul 10 atau 11, mentari bersinar riang, langit biru
harapan masih panjang
boleh bersuka dalam keceriaan masa muda
mencoba ini itu
naik gunung, naik sepeda, berkelana di bawah laut
jatuh pun tak apa
hari masih panjang utk menyembuhkan lukamu


Jam 12, jam makan siang.
Orang mulai bergegas makan siang
bersiap untuk menghabiskan paruh kehidupan berikutnya

--ah sudahlah---

Dan aku membuka seluruh dompetku dan simpananku
untuk membeli bakpao basah itu
Aku menyelamatkan si gadis kecil
dan aku akan jaga dia sampai hari senja

Aku tidak lagi berpikir untuk mencari uang
supaya bisa minum kopi $6 di starbuck jam 3-4 sore nanti

Aku cuma ingin hidup tenang sampai mentari senja menjemputku
Tuanku membeli hidupku sebelum aku lahir

Dan asalkan aku tahu, sampai malam nanti, aku berjalan bersama Tuanku
Karena setelah malam lewat, aku akan berjumpa Tuanku

2 comments:

Merlyna said...

great poem, thanks for sharing.

rsentana said...

Hari masih siang, pak... Gadis kecil penjual bakpao itupun masih bermain2 ceria, dan cuaca masih terang benderang...