Tuesday, October 24, 2006

sometimes, somewhere

pagi yg enak. aku lagi breakfast sama handy dan budi di east coast. mau sepeda2an sebentar lagi. ngobrol panjang banget. aku bilang tulisanku yg seringkali bertemakan shattered dreams ga cocok utk orang2 tertentu. misalnya utk orang2 panen kota, aku pikir.

aku cerita ttg seorang senior di gerejaku yg hidupnya SEMPURNA. dia lahir dari ayah dan ibu pendeta. ayahnya adalah seorang dokter juga. hidupnya berkecukupan secara materi. dia sekolah di australi dan lulus dengan baik. di sana dia menemukan seorang gadis manis lembut baik, dan mereka menikah dan pindah ke singapur. dia tidak pernah bergumul cari kerja, dipecat dlsbnya. karirnya mulus di sana dan dia begitu menikmati pekerjaannya. dia punya tiga anak yang lucu2 dan sempurna. satu kakaknya di melbourne menjadi pendeta dan dosen. satu lagi menjadi dosen di semarang. dia sendiri menjadi pendeta english service. dia begitu sempurna dan terhormat.

kalau saja tuhan kasih hidupku sepuluh persen dari dia. aku sudah puas. sungguh.

aku tahu bahwa tulisan2ku ttg pergumulan dan kepedihan tidak akan pernah dimaksudkan utk golongan org2 seperti itu. memang ada orang2 yg tuhan pilih masuk golongan itu.

sorenya kami ke panen kota. ketemu yoseph yg jadi editor newsletter. ngomong sana sini aku cerita aku bikin beberapa tulisan dari khotbahnya ps kong. eh setelah dia lihat tulisan2ku yg lain dia menghargai. aku kaget juga. tak disangka tulisanku diterima di kalangan panen kota...

5 comments:

Merlyna said...

kayaknya semua kehidupan itu ada liku2nya deh... yang kelihatan mulus di permukaan, ya pasti ada riak2 di dalam.

tapi seandainya ada kehidupan yang sangat2 mulus, aku memilih untuk memiliki yang tidak 100% mulus. aku suka riak-riak. they make great stories, hehehe.

ayub yahya said...

konon, kehidupan ini 5% karena hal2 yg ga bisa kita tolak. 95% karena "ulah" dan pilihan kita. selamat bergumul

Gold Apprentice said...

hehehe....Chia Yoo !! hahaha :D

ayub yahya said...

up date dong

rsentana said...

Hari masih siang, pak... Gadis kecil penjual bakpao itupun masih bermain2 ceria, dan cuaca masih terang benderang...