Hari ini aku dipinjami buku "Shaterred Dreams" yang ditulis Larry Crabb.
Akhirnya aku bisa berbisik pelan - di padang gurun -: "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya."
Bagi Dialah tersimpan segala misteri "mengapa". Dialah yang empunya segala jawaban dan berhak untuk diam.
Allah, gunung batuku, terpujilah Dia selama-lamaNya.
Sunday, June 18, 2006
Monday, June 12, 2006
Di Pintu Gerbang Timur Eden
Aku menatap nanar. Gemetar. Di dalam bergolak rasa perih dan putus asa.
"Biarkan aku masuk..." Letih terdengar suaraku. Memohon. Walau tahu di lubuk hati, permohonanku tak akan dikabulkan.
Kerub-kerub di depanku menatap membelalak. Percikan pijar api menyala-nyala di mata mereka. Di sana, aku melihat tatapan marah bercampur kasihan.
"Jangan coba...." Beberapa kerub langsung menghunus pedang api mereka. Menyala-nyala, menyambar berputar-putar di depan pintu gerbang. Suara mereka memekakkan telinga, membuat aku merasa seperti mau mati.
Aku tahu, aku tidak akan punya kesempatan.
[Edited....-cencored-]
Satu dari kerub itu berjalan mendekatiku. Tanpa melihat wajahnya pun aku bisa merasakan aura belas kasihan bergumpal-gumpal.
"Tinggalkan golokmu di sini...gantinya aku akan memberikan sehelai kain putih untuk engkau.."
Dia mengulurkan tangannya menembus ragaku. Menyeka air mata yang meleleh di hatiku dengan sehelai kain putih.
Aku tidak tahu, entahkah aku harus menangis lebih lagi atau berdiam dalam kelu. Ia mengulurkan sehelai kain putih itu.
"Simpanlah, kain ini baik-baik. Kain putih ini bernama 'harapan'."
Aku menjengak.
"Apakah Tuanmu juga punya kain putih untuk aku?"
Raut mukanya berubah sedih dengan hebat. Dia tidak berkata apa-apa. Menumpangkan tangannya di kepalaku dan berbisik, "Pergilah dalam damai.."
Aku menyeret langkahku menjauhi Pintu Gerbang Timur Eden. Beberapa langkah darinya, segera aku merasakan tiupan angin gurun menghembusku keras. Tanpa menoleh ke belakang, aku tahu bahwa semua yang kulihat barusan sudah kasat dari mata. Hanya hamparan pasir yang kini berada dalam pandangan manusia.
Aku melangkah.
Dan melangkah. Dalam gelisah, hati luruh menjadi butir-butir pasir, lenyap ditelan angin gurun.
Aku melangkah. Letih raga, letih jiwa. Jejak-jejak terseret mengurai pasir.
Sampai tiba2, sekonyong-konyong....
Aku mendongak ke langit. Dari sana turun sesuatu. Sehelai kain putih, dua helai, sepuluh helai, seratus helai, seribu helai, sejuta helai....seluruh langit dipenuhi helaian kain putih!
Berkibar dengan anggun, turun dari sorga. Turun dari yang Empunya Taman Eden.
"Biarkan aku masuk..." Letih terdengar suaraku. Memohon. Walau tahu di lubuk hati, permohonanku tak akan dikabulkan.
Kerub-kerub di depanku menatap membelalak. Percikan pijar api menyala-nyala di mata mereka. Di sana, aku melihat tatapan marah bercampur kasihan.
"Jangan coba...." Beberapa kerub langsung menghunus pedang api mereka. Menyala-nyala, menyambar berputar-putar di depan pintu gerbang. Suara mereka memekakkan telinga, membuat aku merasa seperti mau mati.
Aku tahu, aku tidak akan punya kesempatan.
[Edited....-cencored-]
Satu dari kerub itu berjalan mendekatiku. Tanpa melihat wajahnya pun aku bisa merasakan aura belas kasihan bergumpal-gumpal.
"Tinggalkan golokmu di sini...gantinya aku akan memberikan sehelai kain putih untuk engkau.."
Dia mengulurkan tangannya menembus ragaku. Menyeka air mata yang meleleh di hatiku dengan sehelai kain putih.
Aku tidak tahu, entahkah aku harus menangis lebih lagi atau berdiam dalam kelu. Ia mengulurkan sehelai kain putih itu.
"Simpanlah, kain ini baik-baik. Kain putih ini bernama 'harapan'."
Aku menjengak.
"Apakah Tuanmu juga punya kain putih untuk aku?"
Raut mukanya berubah sedih dengan hebat. Dia tidak berkata apa-apa. Menumpangkan tangannya di kepalaku dan berbisik, "Pergilah dalam damai.."
Aku menyeret langkahku menjauhi Pintu Gerbang Timur Eden. Beberapa langkah darinya, segera aku merasakan tiupan angin gurun menghembusku keras. Tanpa menoleh ke belakang, aku tahu bahwa semua yang kulihat barusan sudah kasat dari mata. Hanya hamparan pasir yang kini berada dalam pandangan manusia.
Aku melangkah.
Dan melangkah. Dalam gelisah, hati luruh menjadi butir-butir pasir, lenyap ditelan angin gurun.
Aku melangkah. Letih raga, letih jiwa. Jejak-jejak terseret mengurai pasir.
Sampai tiba2, sekonyong-konyong....
Aku mendongak ke langit. Dari sana turun sesuatu. Sehelai kain putih, dua helai, sepuluh helai, seratus helai, seribu helai, sejuta helai....seluruh langit dipenuhi helaian kain putih!
Berkibar dengan anggun, turun dari sorga. Turun dari yang Empunya Taman Eden.
Sunday, June 11, 2006
world cup
i think i am an alien. from a distance thru my space craft's monitor i look at the behavior of the people of earth. and i could not really understand why they are so histerically affected over 22 people on a green field, chasing around one white round ball.
I may be abnormal. even girls like soccers. even most people place bet.
even ps kong said that life is not complete without world cup - (in its context, of course ^_^).
i am just abnormal.
i used to watch WC when i was young. and enjoyed the sleepness night and dawn. its just that now the burden i carry is too heavy that i dont even have energy left to enjoy anything.
but, even jogja's refugees are enjoying soccer game from their refuge tents!
one day...when everything is settled...ok..i'll watch the world cup again!
I may be abnormal. even girls like soccers. even most people place bet.
even ps kong said that life is not complete without world cup - (in its context, of course ^_^).
i am just abnormal.
i used to watch WC when i was young. and enjoyed the sleepness night and dawn. its just that now the burden i carry is too heavy that i dont even have energy left to enjoy anything.
but, even jogja's refugees are enjoying soccer game from their refuge tents!
one day...when everything is settled...ok..i'll watch the world cup again!
Sunday, June 04, 2006
The Last Stand
Just watched, X-Men 3, The Last Stand. Many people were upset of this sequel, upon the death of many casts, dan karena matinya terasa janggal. Cyclops nongol sebentar dan mati oleh Jean Grey seperti halnya Prof. X. For me, this tragic sequel is the X-Men master piece. Someone told me, that tragic stories are masterpiece ones.
Filosofi X-Men, menurutku, adalah filsafat eksistensialisme. Komik Marvel ini berbeda dengan karakterisasi komik2 lainnya di tahun 80-90an. Di mana plotnya begitu sederhana, jagoan baik ketemu penjahat. Bertempur. Baik menang melawan jahat. That's all. X-Men bukan plot yang datar, tapi merupakan dialektika dari pergumulan identitas, atau lebih tepat eksistensi.
X-Men bagiku adalah refleksi pergumulan social engineering. Mutan adalah simbol dari pergumulan eksistensi manusia. Dalam konteks etnisitas, mutan mungkin merupakan suara kaum minoritas. Misalnya dalam konteks Indonesia, para minoritas Tionghoa adalah para mutan, yang dipinggirkan oleh "manusia" kebanyakan. Mereka ditakdirkan untuk menjadi lain dan dibenci tanpa alasan. Perjuangan SNB (misalnya) untuk menuntut kesamaan hak etnis Tionghoa adalah perjuangan untuk mereka bisa diterima sebagai mutan apa adanya, tanpa harus dipaksa berasimilasi, alias memakan "cure anti-mutant" dari pemerintah. Bukan kebetulan mungkin, dalam salah satu screen shot X-Men, di ruang Presiden Amerika Serikat, sekilas memuat background lukisan "Abraham Lincoln". Kelihatannya sutradara X-Men memang memaksudkan agar X-Men sarat akan simbol-simbol.
Namun sesuai filsafat eksistensialisme, bagi para kaum miskin urban di Jakarta, mereka sendiri adalah mutan. Mereka merasa terpinggirkan dan menyaksikan para kebanyakan etnis Tionghoa yang makmur dan berdagang di bilangan Glodok adalah "manusia" kebanyakan yang menindas mereka. Dan hari di mana mereka boleh menjarah seolah adalah hari di mana para mutan berusaha merebut kebebasannya dan menyatakan eksistensinya.
Ya, segalanya bisa menjadi subyektif dan relatif. Karena filsafat X-Men adalah filsafat PostMo yang berakar dari eksistensialisme. Tidak datar seperti komik2 Superman, Batman dan Spiderman.
Dalam konteks komunitas, para mutan boleh jadi adalah orang2 outcast yang punya pandangan lain dari orang kebanyakan, dan akhirnya dianggap aneh atau mungkin "kualat". Contohnya, saudara angkat saya, "Pendekar Tertawa", yang menulis di blog-nya. Apakah dia adalah seorang Outcast atau Hero? Everyone can choose their stand.
Pada umur 21 tahun seorang pemuda dalam keadaan depresi berat, berseru "I need to know the truth. The truth for me to live for and to die for!". Pemuda ini adalah Soren Kierkegaard, Bapak dari filsafat Eksistensialisme. Dia berpendapat kalau tiap2 manusia itu punya eksistensinya sendiri secara ajaib dan bukan mass product. Bukan produk determinisme naturalisme. Bukan kerumunan yang hanyut dalam anomie (meminjam istilah Emilio Durkheim).
Namun kalau menurut aku, memang manusia adalah mahluk yang dapat memilih untuk menjadi eksistensial, menjadi seseorang yang mengubah dan berpengaruh bagi dunia. Namun juga bisa memilih untuk menjadi manusia kebanyakan yang hidup menurut arus apa adanya. Contoh orang-orang yang berjuang untuk mengubah keadaan dan menentang determinisme, misalnya Martin Luther, yang tidak rela melihat kebanyakan orang dibodohi oleh kekuasaan papacy. Kierkegaard yang tidak rela melihat jemaat dibekukan oleh gereja Lutheran yang dingin. Nietsche yang berpendapat agama itu memperbudak manusia, dan manusia bisa berevolusi menjadi superman. Hitler, yang berpendapat bahwa rasnya (aka para mutan) yang lebih superior dari manusia kebanyakan. Bisa jahat, bisa baik.
Menarik juga adalah pergumulan Jean Grey vs Phoenix. Phoenix adalah kerinduan akan kebebasan yang tertekan. Namun hasrat kebebasan itu menjadikannya jahat. Apakah kebenaran itu mengekang, atau kebenaran itu memerdekakan? X-Men adalah cerita yang realistis, senyum terakhir Prof X, sebelum mati di tangan Phoenix, seperti senyum pasrah ketika menerima kenyataan bahwa "seolah2" kejahatan menang atas kebaikan. Mengapa Jean Grey tidak mampu menaklukkan naluri jahat Phoenix? Misteri ini seperti yang terekam dalam buku Philip Yancey (Amazing Grace), tentang seorang temannya yang tidak mampu mengekang nafsu homoseksualnya walaupun sudah didoakan, ikut KKR, bahkan pake kursi listrik segala. Dan dia hidup menerima aib, cerca dan tekanan dari gereja yang "suci".
Akhirnya tokoh yang paling menderita adalah Wolverine. Dia sebetulnya adalah tokoh netral yang tidak peduli pada dialektika identitas para mutan. Dia hidup apa adanya menurut prinsipnya. Dia yang menasehati Rogue ketika dia hendak meninggalkan sekolah dan bermaksud meninggalkan kemutanannya. "I hope you are not doing it for some boys.." ujarnya.
Wolverine berusaha mengingatkan Rogue bahwa perasaan jatuh cinta itu cuma tipuan. Itu adalah manipulasi dan tipuan hukum alam, agar manusia bisa berkembang biak dan mempertahankan speciesnya. Sayangnya, Wolverine sendiri hanyut dalam cinta terlarangnya terhadap Jean Grey. Terlarang, karena Jean Grey adalah milik Cyclops. Lebih terlarang lagi karena Jean Grey adalah Phoenix dan Phoenix adalah Jean Grey. Tidak ada yang lebih perih dan menderita di dunia ini, ketika kamu harus mendekati orang yang kamu cintai. Dan menyadari bahwa orang yang kamu cintai, di satu sisi adalah Jean Grey tapi di sisi lain juga adalah Phoenix. Dan berkata:
" I don't die for them, I die for you........ I love you.."
..dan kemudian engkau menusukkan tanganmu dengan cakar Adamantium pada orang yang kau cintai. Karena dia adalah Phoenix. Walau dia adalah Jean Grey. Jika engkau mencintai Jean Grey maka engkau juga harus menerima kenyataan seumur hidupmu bahwa dia adalah juga Phoenix. Phoenix yang telah membunuh Cyclops dan Prof X. Dapatkah engkau menerima bahwa Jean Grey yang engkau cintai adalah Phoenix???? Dan engkau harus membuat pilihan...The Last Stand...Dan pilihan yang engkau buat adalah bahwa engkau tidak akan pernah bisa bersama orang yang engkau cintai....
Walau yang mati adalah Jean Grey di pelukan Wolverine, semua penonton tentu tahu bahwa bagi Wolverine, kenyataan itu lebih buruk daripada dia sendiri yang mati. Perasaan saat memeluk Jean Grey yang mati di tanganmu sendiri lebih buruk daripada perasaan mati itu sendiri...
Perasaan itu lebih menderita daripada saat Magneto menyadari bahwa dia kemudian menjadi "one of them"...menjadi manusia, dan segala mimpinya hancur.
Sepanjang hidupnya, Wolverine hidup dalam penderitaan...Hidup seolah mempermainkan dan mengejeknya dengan keji dan sadis, dan bahkan mempertontonkan di hadapannya bahwa cinta itu bukan tipuan bagi orang lain, tapi kenyataan seperti dalam kasus Rogue.
Film ini menyisakan sedikit happy ending ketika Iceman dalam cinta masa mudanya bisa bersama2 dengan Rogue yang memilih menjadi manusia.
Namun bagi Wolverine, cinta adalah tipuan dan ilusi. Dia dikaruniai self-healing untuk tubuhnya, tapi tidak bagi hatinya. Sepanjang hidupnya dia adalah mutan yang paling menderita.
Jika dahulu aku seorang mutan, maka mungkin aku akan berbaris di Alcatraz Lab, agar dapat menjadi manusia biasa, menjadi kerumunan manusia kebanyakan mengikuti arus. Passing my days of life quietly, quickly, painlessly...I think...that's all..
Filosofi X-Men, menurutku, adalah filsafat eksistensialisme. Komik Marvel ini berbeda dengan karakterisasi komik2 lainnya di tahun 80-90an. Di mana plotnya begitu sederhana, jagoan baik ketemu penjahat. Bertempur. Baik menang melawan jahat. That's all. X-Men bukan plot yang datar, tapi merupakan dialektika dari pergumulan identitas, atau lebih tepat eksistensi.
X-Men bagiku adalah refleksi pergumulan social engineering. Mutan adalah simbol dari pergumulan eksistensi manusia. Dalam konteks etnisitas, mutan mungkin merupakan suara kaum minoritas. Misalnya dalam konteks Indonesia, para minoritas Tionghoa adalah para mutan, yang dipinggirkan oleh "manusia" kebanyakan. Mereka ditakdirkan untuk menjadi lain dan dibenci tanpa alasan. Perjuangan SNB (misalnya) untuk menuntut kesamaan hak etnis Tionghoa adalah perjuangan untuk mereka bisa diterima sebagai mutan apa adanya, tanpa harus dipaksa berasimilasi, alias memakan "cure anti-mutant" dari pemerintah. Bukan kebetulan mungkin, dalam salah satu screen shot X-Men, di ruang Presiden Amerika Serikat, sekilas memuat background lukisan "Abraham Lincoln". Kelihatannya sutradara X-Men memang memaksudkan agar X-Men sarat akan simbol-simbol.
Namun sesuai filsafat eksistensialisme, bagi para kaum miskin urban di Jakarta, mereka sendiri adalah mutan. Mereka merasa terpinggirkan dan menyaksikan para kebanyakan etnis Tionghoa yang makmur dan berdagang di bilangan Glodok adalah "manusia" kebanyakan yang menindas mereka. Dan hari di mana mereka boleh menjarah seolah adalah hari di mana para mutan berusaha merebut kebebasannya dan menyatakan eksistensinya.
Ya, segalanya bisa menjadi subyektif dan relatif. Karena filsafat X-Men adalah filsafat PostMo yang berakar dari eksistensialisme. Tidak datar seperti komik2 Superman, Batman dan Spiderman.
Dalam konteks komunitas, para mutan boleh jadi adalah orang2 outcast yang punya pandangan lain dari orang kebanyakan, dan akhirnya dianggap aneh atau mungkin "kualat". Contohnya, saudara angkat saya, "Pendekar Tertawa", yang menulis di blog-nya. Apakah dia adalah seorang Outcast atau Hero? Everyone can choose their stand.
Pada umur 21 tahun seorang pemuda dalam keadaan depresi berat, berseru "I need to know the truth. The truth for me to live for and to die for!". Pemuda ini adalah Soren Kierkegaard, Bapak dari filsafat Eksistensialisme. Dia berpendapat kalau tiap2 manusia itu punya eksistensinya sendiri secara ajaib dan bukan mass product. Bukan produk determinisme naturalisme. Bukan kerumunan yang hanyut dalam anomie (meminjam istilah Emilio Durkheim).
Namun kalau menurut aku, memang manusia adalah mahluk yang dapat memilih untuk menjadi eksistensial, menjadi seseorang yang mengubah dan berpengaruh bagi dunia. Namun juga bisa memilih untuk menjadi manusia kebanyakan yang hidup menurut arus apa adanya. Contoh orang-orang yang berjuang untuk mengubah keadaan dan menentang determinisme, misalnya Martin Luther, yang tidak rela melihat kebanyakan orang dibodohi oleh kekuasaan papacy. Kierkegaard yang tidak rela melihat jemaat dibekukan oleh gereja Lutheran yang dingin. Nietsche yang berpendapat agama itu memperbudak manusia, dan manusia bisa berevolusi menjadi superman. Hitler, yang berpendapat bahwa rasnya (aka para mutan) yang lebih superior dari manusia kebanyakan. Bisa jahat, bisa baik.
Menarik juga adalah pergumulan Jean Grey vs Phoenix. Phoenix adalah kerinduan akan kebebasan yang tertekan. Namun hasrat kebebasan itu menjadikannya jahat. Apakah kebenaran itu mengekang, atau kebenaran itu memerdekakan? X-Men adalah cerita yang realistis, senyum terakhir Prof X, sebelum mati di tangan Phoenix, seperti senyum pasrah ketika menerima kenyataan bahwa "seolah2" kejahatan menang atas kebaikan. Mengapa Jean Grey tidak mampu menaklukkan naluri jahat Phoenix? Misteri ini seperti yang terekam dalam buku Philip Yancey (Amazing Grace), tentang seorang temannya yang tidak mampu mengekang nafsu homoseksualnya walaupun sudah didoakan, ikut KKR, bahkan pake kursi listrik segala. Dan dia hidup menerima aib, cerca dan tekanan dari gereja yang "suci".
Akhirnya tokoh yang paling menderita adalah Wolverine. Dia sebetulnya adalah tokoh netral yang tidak peduli pada dialektika identitas para mutan. Dia hidup apa adanya menurut prinsipnya. Dia yang menasehati Rogue ketika dia hendak meninggalkan sekolah dan bermaksud meninggalkan kemutanannya. "I hope you are not doing it for some boys.." ujarnya.
Wolverine berusaha mengingatkan Rogue bahwa perasaan jatuh cinta itu cuma tipuan. Itu adalah manipulasi dan tipuan hukum alam, agar manusia bisa berkembang biak dan mempertahankan speciesnya. Sayangnya, Wolverine sendiri hanyut dalam cinta terlarangnya terhadap Jean Grey. Terlarang, karena Jean Grey adalah milik Cyclops. Lebih terlarang lagi karena Jean Grey adalah Phoenix dan Phoenix adalah Jean Grey. Tidak ada yang lebih perih dan menderita di dunia ini, ketika kamu harus mendekati orang yang kamu cintai. Dan menyadari bahwa orang yang kamu cintai, di satu sisi adalah Jean Grey tapi di sisi lain juga adalah Phoenix. Dan berkata:
" I don't die for them, I die for you........ I love you.."
..dan kemudian engkau menusukkan tanganmu dengan cakar Adamantium pada orang yang kau cintai. Karena dia adalah Phoenix. Walau dia adalah Jean Grey. Jika engkau mencintai Jean Grey maka engkau juga harus menerima kenyataan seumur hidupmu bahwa dia adalah juga Phoenix. Phoenix yang telah membunuh Cyclops dan Prof X. Dapatkah engkau menerima bahwa Jean Grey yang engkau cintai adalah Phoenix???? Dan engkau harus membuat pilihan...The Last Stand...Dan pilihan yang engkau buat adalah bahwa engkau tidak akan pernah bisa bersama orang yang engkau cintai....
Walau yang mati adalah Jean Grey di pelukan Wolverine, semua penonton tentu tahu bahwa bagi Wolverine, kenyataan itu lebih buruk daripada dia sendiri yang mati. Perasaan saat memeluk Jean Grey yang mati di tanganmu sendiri lebih buruk daripada perasaan mati itu sendiri...
Perasaan itu lebih menderita daripada saat Magneto menyadari bahwa dia kemudian menjadi "one of them"...menjadi manusia, dan segala mimpinya hancur.
Sepanjang hidupnya, Wolverine hidup dalam penderitaan...Hidup seolah mempermainkan dan mengejeknya dengan keji dan sadis, dan bahkan mempertontonkan di hadapannya bahwa cinta itu bukan tipuan bagi orang lain, tapi kenyataan seperti dalam kasus Rogue.
Film ini menyisakan sedikit happy ending ketika Iceman dalam cinta masa mudanya bisa bersama2 dengan Rogue yang memilih menjadi manusia.
Namun bagi Wolverine, cinta adalah tipuan dan ilusi. Dia dikaruniai self-healing untuk tubuhnya, tapi tidak bagi hatinya. Sepanjang hidupnya dia adalah mutan yang paling menderita.
Jika dahulu aku seorang mutan, maka mungkin aku akan berbaris di Alcatraz Lab, agar dapat menjadi manusia biasa, menjadi kerumunan manusia kebanyakan mengikuti arus. Passing my days of life quietly, quickly, painlessly...I think...that's all..
Monday, May 29, 2006
jogja berduka
jogja berduka, terkena gempa..
sedih sekali indonesia terus menerus kena bencana....
jadi ingat..dulu menunggu masa dan saat untuk pulang kampung...
entah kapan...
sedih sekali indonesia terus menerus kena bencana....
jadi ingat..dulu menunggu masa dan saat untuk pulang kampung...
entah kapan...
Thursday, May 18, 2006
He will remember
Today's my close friend's birthday. We went out and had lunch together. After the lunch we took a walk and spent some time to chat.
"Betapa beratnya hidup tanpa pengharapan", ujarnya.
"Ya", aku menganggguk setuju. "Aku pernah mengalami hidup tanpa pengharapan, dan akhirnya aku memutuskan to continue living for God's sake. Soalnya kalau aku berhenti hidup -maksudnya hidup tanpa semangat- , aku ga enak aja ama Dia."
Dia berhenti sesaat. Dan menoleh.
"He remembers. He remembers that in eternity. And He will mention this when He meets you later."
Sesaat waktu terasa berhenti dan keabadian menyelinap masuk.
"Betapa beratnya hidup tanpa pengharapan", ujarnya.
"Ya", aku menganggguk setuju. "Aku pernah mengalami hidup tanpa pengharapan, dan akhirnya aku memutuskan to continue living for God's sake. Soalnya kalau aku berhenti hidup -maksudnya hidup tanpa semangat- , aku ga enak aja ama Dia."
Dia berhenti sesaat. Dan menoleh.
"He remembers. He remembers that in eternity. And He will mention this when He meets you later."
Sesaat waktu terasa berhenti dan keabadian menyelinap masuk.
14 Mei
14 Mei 2006 – Changi Airport
Aku berdiri dengan sedikit gelisah, memegang selembar kertas A4 bertuliskan nama seseorang. Menunggu dua orang yang akan kujemput. Baru kuterima permintaan untuk menjemput dari seorang sahabat di masa lalu, beberapa hari yang lalu. Seorang sahabat yang dulu telah bersama-sama melewati ancaman maut, tentu permintaannya sukar ditolak.
Akhirnya yang ditunggu tiba juga. Lalu mereka menyampaikan titipan. Sebuah buku. Ditulis oleh sahabatku. Reka Ulang Kerusuhan Mei 98, judulnya.
Dan ingatanku melayang. Terbang ke masa lalu. Masa lalu, apakah dia mengikat masa kini? Adakah dia berarti bagi masa kini? Atau masa depan? Mungkin iya, mungkin tidak. Aku tidak tahu jawabannya. Kalau aku salah menjawab, mungkin masa depanku bisa hancur. Oh, aku sungguh tak tahu.
Bertahun-tahun yang lalu aku juga berdiri menunggu seseorang di Changi Airport. Dia sebagai salah satu korban – atau tepatnya keluarga korban Kasus Mei 98 (atau pasca Mei) – baru saja pulang memberikan kesaksian di depan Kongres Amerika Serikat. Mengantarnya adalah Romo X, pada saat itu penasehat LSM yang kami dirikan. Mengantar mereka juga seorang agen FBI yang menyamar menjadi penumpang sipil. Sampai saat ini aku tidak tahu berapa efektif lobi ke Kongres untuk mencegah militerisasi di Indonesia pada masa pancaroba masa itu. (Ya, Amerika membekukan kerjasama militer untuk sesaat setelah itu). Amerika, entah siapa di dalamnya, toh terlibat juga dalam pembantaian jutaan anggota PKI (dan yang dituduh PKI) pada tahun 1965.
Semua aman ternyata. Tidak ada intelijen Indonesia yang mempersulit. Singapura tidak punya perjanjian ekstradisi, lagipula, dengan Indonesia.
Tepat 8 tahun yang lalu adalah hari bersejarah, pemicu – atau mungkin pelampiasan – masalah kemanusiaan karena perbedaan etnis. Tentu saja etnis tidak ada artinya untuk aku. Selembar kulit fana, apa artinya buat aku. Tidak ada sama sekali. Hanya sedikit kesedihan menusuk karena perilaku tidak manusiawi terhadap manusia.
Aku membolak balik sekilas buku reka ulang tersebut. Enggan untuk membaca dengan detil. Untuk apa? Kemarin aku sms sahabatku, untuk menanyakan rancangan UU anti diskriminasi. Tidak gol juga setelah delapan tahun. Warna kulit masih laku dijual sebagai senjata politik.
Dan aku teringat ketika nongkrong-nongkrong di LBH. Berkenalan dengan dunia intel dan politik. Ingat temanku mengajari, “Yang itu tuh intel..menyamar jadi bapak-bapak. Yang itu juga menyamar jadi wartawan tabloid X”. Ingat teman-teman mentertawakan waktu aku polos sekali terpesona mendengar “khotbah” mantan preman yang menyuarakan keadilan, tak lama kemudian fotonya muncul pada saat ikut-ikutan memprovokasi kerusuhan. Ingat teman-teman mentertawakan waktu aku cerita karena mendapat teror lewat telepon. Lalu satu-satu cerita, waktu ditembak peluru karet (cewek lho, padahal), digebukin ABRI dan dicabut kukunya. Yah...dunia yang lain.
Para intel yang menyewa rumah di depan kantor Romo X dan pura-pura buka teater latihan sandiwara. Para intel yang pura-pura main gaplek tiap hari, di depan kantor. Kami cuma bersiap-siap menyediakan pentungan dan gas air mata, tidak lupa siap-siap pintu belakang. Yah, aku tak punya “hard feeling” untuk para intel, seorang sahabatku adalah putri seorang Jenderal (Purn) BAKIN, so what?
Masa yang menarik. Menerobos kantor Pangab dengan mengundang dahulu para wartawan dan SCTV. Walhasil petugas rumah tangga bukain juga pintu, karena takut bermasalah. Menyelinap di antara kerumunan orang demo di Gedung MPR, waktu hendak bertemu anggota FPDI bersama dengan mantan ketua GERWANI.
LSM, dunia yang unik. Juga penuh keserakahan dan ambisi dan “hidden interest”. Alm sahabatku, sesama pendiri LSM kami, yang mengajari pepatah Marx – tidak ada yang abadi di dunia politik kecuali kepentingan pribadi.
Yah, semua masa lalu lah. Pada akhirnya, tidak ada hasil apa-apa di Indonesia. Walau LSM kami masih berjuang. Entah bagaiman sejarah akan mencatat kami. Yang pasti, akan tertulis, salah seorang pendirinya, patah arang akan tanah airnya, memutuskan menetap sebagai orang asing di tanah rantau.
Aku berdiri dengan sedikit gelisah, memegang selembar kertas A4 bertuliskan nama seseorang. Menunggu dua orang yang akan kujemput. Baru kuterima permintaan untuk menjemput dari seorang sahabat di masa lalu, beberapa hari yang lalu. Seorang sahabat yang dulu telah bersama-sama melewati ancaman maut, tentu permintaannya sukar ditolak.
Akhirnya yang ditunggu tiba juga. Lalu mereka menyampaikan titipan. Sebuah buku. Ditulis oleh sahabatku. Reka Ulang Kerusuhan Mei 98, judulnya.
Dan ingatanku melayang. Terbang ke masa lalu. Masa lalu, apakah dia mengikat masa kini? Adakah dia berarti bagi masa kini? Atau masa depan? Mungkin iya, mungkin tidak. Aku tidak tahu jawabannya. Kalau aku salah menjawab, mungkin masa depanku bisa hancur. Oh, aku sungguh tak tahu.
Bertahun-tahun yang lalu aku juga berdiri menunggu seseorang di Changi Airport. Dia sebagai salah satu korban – atau tepatnya keluarga korban Kasus Mei 98 (atau pasca Mei) – baru saja pulang memberikan kesaksian di depan Kongres Amerika Serikat. Mengantarnya adalah Romo X, pada saat itu penasehat LSM yang kami dirikan. Mengantar mereka juga seorang agen FBI yang menyamar menjadi penumpang sipil. Sampai saat ini aku tidak tahu berapa efektif lobi ke Kongres untuk mencegah militerisasi di Indonesia pada masa pancaroba masa itu. (Ya, Amerika membekukan kerjasama militer untuk sesaat setelah itu). Amerika, entah siapa di dalamnya, toh terlibat juga dalam pembantaian jutaan anggota PKI (dan yang dituduh PKI) pada tahun 1965.
Semua aman ternyata. Tidak ada intelijen Indonesia yang mempersulit. Singapura tidak punya perjanjian ekstradisi, lagipula, dengan Indonesia.
Tepat 8 tahun yang lalu adalah hari bersejarah, pemicu – atau mungkin pelampiasan – masalah kemanusiaan karena perbedaan etnis. Tentu saja etnis tidak ada artinya untuk aku. Selembar kulit fana, apa artinya buat aku. Tidak ada sama sekali. Hanya sedikit kesedihan menusuk karena perilaku tidak manusiawi terhadap manusia.
Aku membolak balik sekilas buku reka ulang tersebut. Enggan untuk membaca dengan detil. Untuk apa? Kemarin aku sms sahabatku, untuk menanyakan rancangan UU anti diskriminasi. Tidak gol juga setelah delapan tahun. Warna kulit masih laku dijual sebagai senjata politik.
Dan aku teringat ketika nongkrong-nongkrong di LBH. Berkenalan dengan dunia intel dan politik. Ingat temanku mengajari, “Yang itu tuh intel..menyamar jadi bapak-bapak. Yang itu juga menyamar jadi wartawan tabloid X”. Ingat teman-teman mentertawakan waktu aku polos sekali terpesona mendengar “khotbah” mantan preman yang menyuarakan keadilan, tak lama kemudian fotonya muncul pada saat ikut-ikutan memprovokasi kerusuhan. Ingat teman-teman mentertawakan waktu aku cerita karena mendapat teror lewat telepon. Lalu satu-satu cerita, waktu ditembak peluru karet (cewek lho, padahal), digebukin ABRI dan dicabut kukunya. Yah...dunia yang lain.
Para intel yang menyewa rumah di depan kantor Romo X dan pura-pura buka teater latihan sandiwara. Para intel yang pura-pura main gaplek tiap hari, di depan kantor. Kami cuma bersiap-siap menyediakan pentungan dan gas air mata, tidak lupa siap-siap pintu belakang. Yah, aku tak punya “hard feeling” untuk para intel, seorang sahabatku adalah putri seorang Jenderal (Purn) BAKIN, so what?
Masa yang menarik. Menerobos kantor Pangab dengan mengundang dahulu para wartawan dan SCTV. Walhasil petugas rumah tangga bukain juga pintu, karena takut bermasalah. Menyelinap di antara kerumunan orang demo di Gedung MPR, waktu hendak bertemu anggota FPDI bersama dengan mantan ketua GERWANI.
LSM, dunia yang unik. Juga penuh keserakahan dan ambisi dan “hidden interest”. Alm sahabatku, sesama pendiri LSM kami, yang mengajari pepatah Marx – tidak ada yang abadi di dunia politik kecuali kepentingan pribadi.
Yah, semua masa lalu lah. Pada akhirnya, tidak ada hasil apa-apa di Indonesia. Walau LSM kami masih berjuang. Entah bagaiman sejarah akan mencatat kami. Yang pasti, akan tertulis, salah seorang pendirinya, patah arang akan tanah airnya, memutuskan menetap sebagai orang asing di tanah rantau.
Saturday, May 06, 2006
cruel life
I receive an SMS:
sure and then life teases u by displaying it right in front of ur nose happening 2 everyone BUT u.life cruelly forces u 2 be spectator but never gives it 2 u.
to that I reply:
...to live is Christ...
Yes I swear to live is Christ. But why do my eyes become wet?
sure and then life teases u by displaying it right in front of ur nose happening 2 everyone BUT u.life cruelly forces u 2 be spectator but never gives it 2 u.
to that I reply:
...to live is Christ...
Yes I swear to live is Christ. But why do my eyes become wet?
Monday, April 24, 2006
hari ini, semangat dan change management
kemarin malam aku baca dari:
Isa 57:16 Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.
aku ga mampu meng-hermenetika ayat di atas. cuma terpaku juga pada pernyataan, 'aduh, jangan sampe kamu patah semangat, padahal Aku yang kasih nafas hidup...'
hari ini, sedikit aneh. aku ikut training MOF di microsoft. trainernya dari south africa. dia sedang cerita change management. dia bilang change itu process.
ilustrasinya sangat menggugah. dia bilang, "kalau kamu kehilangan tangan kananmu. pasti pertama2 kamu akan sangat kecewa, stress dan depresi. tapi toh lama kelamaan, kamu akan menerima kenyataan dan akhirnya belajar menggunakan tangan kiri..."
dahsyat sekali ilustrasinya...
dahsyat...
akhir2 ini sedang diskusi teodise di milis cybergki. kena hajar para suhu. handita mengejek 'pendekar kelanapun tersungkur di tanah'. tapi memang betul handita itu bijaksana juga. kita tidak mampu menentukan dan mengukur batas2 Allah...pelan2 aku akan tuliskan diskusiku dengannya di blog ini.
sore ini juga aneh. menunggu seseorang di tengah hujan sangat lebat. menunggu di kino beli buku the road less traveled untuk ketiga kalinya. kedua buku terdahulu diberikan pada 2 orang dengan sejarah masing2. luar biasa. scott m peck menyelamatkanku, atau bahasa rohaninya, Tuhan menggunakan bukunya untuk menyelamatkan aku. tentang cinta.
semangat, teodise dan cinta. ketiga hal ini sedang menggayut pikiran.
mungkin bisa berguna buat script film-nya ayub. tokoh jomblo-nya akhirnya menemukan ketiga jawaban kehidupan itu..di akhir film :)
Isa 57:16 Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.
aku ga mampu meng-hermenetika ayat di atas. cuma terpaku juga pada pernyataan, 'aduh, jangan sampe kamu patah semangat, padahal Aku yang kasih nafas hidup...'
hari ini, sedikit aneh. aku ikut training MOF di microsoft. trainernya dari south africa. dia sedang cerita change management. dia bilang change itu process.
ilustrasinya sangat menggugah. dia bilang, "kalau kamu kehilangan tangan kananmu. pasti pertama2 kamu akan sangat kecewa, stress dan depresi. tapi toh lama kelamaan, kamu akan menerima kenyataan dan akhirnya belajar menggunakan tangan kiri..."
dahsyat sekali ilustrasinya...
dahsyat...
akhir2 ini sedang diskusi teodise di milis cybergki. kena hajar para suhu. handita mengejek 'pendekar kelanapun tersungkur di tanah'. tapi memang betul handita itu bijaksana juga. kita tidak mampu menentukan dan mengukur batas2 Allah...pelan2 aku akan tuliskan diskusiku dengannya di blog ini.
sore ini juga aneh. menunggu seseorang di tengah hujan sangat lebat. menunggu di kino beli buku the road less traveled untuk ketiga kalinya. kedua buku terdahulu diberikan pada 2 orang dengan sejarah masing2. luar biasa. scott m peck menyelamatkanku, atau bahasa rohaninya, Tuhan menggunakan bukunya untuk menyelamatkan aku. tentang cinta.
semangat, teodise dan cinta. ketiga hal ini sedang menggayut pikiran.
mungkin bisa berguna buat script film-nya ayub. tokoh jomblo-nya akhirnya menemukan ketiga jawaban kehidupan itu..di akhir film :)
Saturday, April 22, 2006
seseorang dari masa lalu
entah dari mana dan bagaimana dia bisa menemukan aku, seseorang dari masa lalu datang mengetuk pintu rumahku (yang padahal sudah disamarkan) dengan candanya yang kental, mengejek kemampuan bahasa sundaku. tasik seharusnya lebih kampung dari bandung, dan mestinya aku bisa berbahasa sunda lebih baik dari orang bandung, apa daya, yang mengetuk pintu adalah seorang gadis yang sangat cerdas, dan entah berapa banyak bahasa yang dia kuasai, termasuk spanish, kali (sekarang).
cuma bersua dengannya beberapa kali, tahun2 yang sangat silam, di sebuah desa sepi, palalangon - jauh dari LA, jauh dari Amsterdam, tempat mainnya sekarang. aku ingat seseorang yang begitu penuh energi, passion, kecerdasan di tengah2 kkr anak2, sambil muter film waktu itu.
aku kagum sekali sama dia. aku kagum akan kecerdasan dan terutama semangatnya, ya. semangatnya. oh, gadis cerdas penuh semangat, betapa beruntungnya bumi tempat dia berpijak!
aku jadi merunduk sedih. akhir2 ini aku tidak punya semangat. kalau aku ingat masa mudaku penuh dengan idealisme dan semangat. nerobos kantor pangab, ke gedung mpr, dan berbagai cita2 dan gejolak untuk ini untuk itu. semuanya tiada sekarang. hari ini aku berkata pada orang lewat, 'aku cuma mau melalui hari2ku saja....'
tiada cita, tiada mimpi.
ngomong2 masa lalu, juga seorang sobat mengirim pesan penuh semangat, mengajak bikin script film tentang sesuatu. 'ingat ngga,..ini yang kita omongin di jogja dulu' masa lalu, ya masa lalu.
aku menghitung hari, seperti seorang teman lakukan. duh, masa hidupku kayanya masih panjang, kalau normal.
dan aku perlu semangatku kembali...
cuma bersua dengannya beberapa kali, tahun2 yang sangat silam, di sebuah desa sepi, palalangon - jauh dari LA, jauh dari Amsterdam, tempat mainnya sekarang. aku ingat seseorang yang begitu penuh energi, passion, kecerdasan di tengah2 kkr anak2, sambil muter film waktu itu.
aku kagum sekali sama dia. aku kagum akan kecerdasan dan terutama semangatnya, ya. semangatnya. oh, gadis cerdas penuh semangat, betapa beruntungnya bumi tempat dia berpijak!
aku jadi merunduk sedih. akhir2 ini aku tidak punya semangat. kalau aku ingat masa mudaku penuh dengan idealisme dan semangat. nerobos kantor pangab, ke gedung mpr, dan berbagai cita2 dan gejolak untuk ini untuk itu. semuanya tiada sekarang. hari ini aku berkata pada orang lewat, 'aku cuma mau melalui hari2ku saja....'
tiada cita, tiada mimpi.
ngomong2 masa lalu, juga seorang sobat mengirim pesan penuh semangat, mengajak bikin script film tentang sesuatu. 'ingat ngga,..ini yang kita omongin di jogja dulu' masa lalu, ya masa lalu.
aku menghitung hari, seperti seorang teman lakukan. duh, masa hidupku kayanya masih panjang, kalau normal.
dan aku perlu semangatku kembali...
Friday, April 21, 2006
isa 54
anakku,
wanita mandul kan melahirkan
yang dibuang suaminya akan beranak lebih dari yang bersuami
lihat hamparan pasir gurun kering
akan menjadi sungai dan taman yang sejuk
keadaan yang paling buruk
akan kuubah menjadi keadaan yang paling baik
tabahkan hatimu
serahkan bebanmu
karena berkatmu akan mengembang dan berlimpah
berjalanlah, kembangkan tempat kemahmu
anakku
walau kau remuk,
namun engkau akan dibangun dengan batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam.
aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata
anakku,
peduli apa keadaan padang gurun
aku lebih berkuasa dari padang gurun
aku, aku yang menghiburkanmu
bangunlah..bangunlah..bersegera
aku menggendongmu melewati padang gurun ini...
* Isa 54:11 Hai yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan! Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam.
wanita mandul kan melahirkan
yang dibuang suaminya akan beranak lebih dari yang bersuami
lihat hamparan pasir gurun kering
akan menjadi sungai dan taman yang sejuk
keadaan yang paling buruk
akan kuubah menjadi keadaan yang paling baik
tabahkan hatimu
serahkan bebanmu
karena berkatmu akan mengembang dan berlimpah
berjalanlah, kembangkan tempat kemahmu
anakku
walau kau remuk,
namun engkau akan dibangun dengan batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam.
aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata
anakku,
peduli apa keadaan padang gurun
aku lebih berkuasa dari padang gurun
aku, aku yang menghiburkanmu
bangunlah..bangunlah..bersegera
aku menggendongmu melewati padang gurun ini...
* Isa 54:11 Hai yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan! Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam.
Sunday, April 16, 2006
sungai jeung kota
terus urang teh ningali sungai anu gede pisan tur deres
urang teh ngalir nurutkeun sungai bari ngedenge hiji soara
'tenang, urang nu mawa maneh, tuturkeun we..'
urang nyaho saha eta no boga suara
terus urang ningali hiji kota emas nu agung jeung damai
urang teh ngarasa hadirat gusti aya di dinya
jeung ngarasa sorangan teh kotor di tempat suci
jadi sedih urang
nepikeun hiji malaikat nenangkeun ngabejaan ulah sieun
da sagala dosa geus diampuni
urang teh ngalir nurutkeun sungai bari ngedenge hiji soara
'tenang, urang nu mawa maneh, tuturkeun we..'
urang nyaho saha eta no boga suara
terus urang ningali hiji kota emas nu agung jeung damai
urang teh ngarasa hadirat gusti aya di dinya
jeung ngarasa sorangan teh kotor di tempat suci
jadi sedih urang
nepikeun hiji malaikat nenangkeun ngabejaan ulah sieun
da sagala dosa geus diampuni
Friday, April 14, 2006
isa 53 - jum'at agung
itu orang buruk rupa
jijik luka menyelimuti tubuhnya
itu orang buruk rupa
tak lagi bentuk s'perti manusia
itu anak manusia
diludah, dipukul, disesah
disembelih seperti anak domba
diam kelu tak bersuara
itu orang penuh aib
menanggung kutuk hina dan olok
duka perih menyelimutinya
ke mana dia berpaling?
oh, itu perih, pedih perihku
ditanggung lukanya agar aku sembuh
oh, itu siksa, hukum bagi sesatku
ditanggung mautnya agar aku hidup
oh, itu jijik, najis dosaku
ditanggung buruknya agar aku suci
oh, itu duka, duka deritaku
ditanggungnya sedih, agar asaku cemerlang
oh, anak manusia
ini, tangan, tanganku
ikatlah sekehendak hatimu
bawalah aku ke mana engkau pergi dan suka
* Isa 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
jijik luka menyelimuti tubuhnya
itu orang buruk rupa
tak lagi bentuk s'perti manusia
itu anak manusia
diludah, dipukul, disesah
disembelih seperti anak domba
diam kelu tak bersuara
itu orang penuh aib
menanggung kutuk hina dan olok
duka perih menyelimutinya
ke mana dia berpaling?
oh, itu perih, pedih perihku
ditanggung lukanya agar aku sembuh
oh, itu siksa, hukum bagi sesatku
ditanggung mautnya agar aku hidup
oh, itu jijik, najis dosaku
ditanggung buruknya agar aku suci
oh, itu duka, duka deritaku
ditanggungnya sedih, agar asaku cemerlang
oh, anak manusia
ini, tangan, tanganku
ikatlah sekehendak hatimu
bawalah aku ke mana engkau pergi dan suka
* Isa 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Thursday, April 13, 2006
Isa 52
bangunlah, anakku
hari sudah siang
tlah kusiapkan jubah terbaik untukmu
bangunlah, anakku
kecupku bangkitkan semangatmu
tanganku kan menopangmu
bangunlah, anakku
pengolokmu sudah aku usir
aku bangga padamu dan bumi akan melihatnya
bangunlah, anakku
bisikku sejukkan hatimu
giranglah saat kau lihatku
bangunlah, anakku
tlah kusiapkan jalanmu
yang bersih dan lurus
bangunlah, anakku
usah risau usah tergesa
aku sertamu, aku tuntun dikau
*Sebab itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku! (Isa 52:6)
hari sudah siang
tlah kusiapkan jubah terbaik untukmu
bangunlah, anakku
kecupku bangkitkan semangatmu
tanganku kan menopangmu
bangunlah, anakku
pengolokmu sudah aku usir
aku bangga padamu dan bumi akan melihatnya
bangunlah, anakku
bisikku sejukkan hatimu
giranglah saat kau lihatku
bangunlah, anakku
tlah kusiapkan jalanmu
yang bersih dan lurus
bangunlah, anakku
usah risau usah tergesa
aku sertamu, aku tuntun dikau
*Sebab itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku! (Isa 52:6)
mengapa menangis (Isa 51)
mengapa menangis, anakku?
senja belum menjemput
mentari masih terik
menanti engkau melompat meraihnya
mengapa menangis, anakku?
takkan pernah cintaku berubah
sekejap saja tidak aku berpaling
seperti dulu saat kutimang engkau
aku masih peluk kan dikau
mengapa menetes airmatamu, anakku?
nyawaku hidupku telah bagimu
hidupmu di pikirku, di hatiku
kugadai nyawaku untuk janjiku
jangan menangis, anakku
karena aku telah menangis bagimu
seperti pelangi lepas badai keji
kita kan berjalan lagi
dan kan kuhapus duka dan keluh di hatimu
Isa 51:11 Maka orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan sorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, duka dan keluh akan menjauh.
Isa 51:12 Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput,
senja belum menjemput
mentari masih terik
menanti engkau melompat meraihnya
mengapa menangis, anakku?
takkan pernah cintaku berubah
sekejap saja tidak aku berpaling
seperti dulu saat kutimang engkau
aku masih peluk kan dikau
mengapa menetes airmatamu, anakku?
nyawaku hidupku telah bagimu
hidupmu di pikirku, di hatiku
kugadai nyawaku untuk janjiku
jangan menangis, anakku
karena aku telah menangis bagimu
seperti pelangi lepas badai keji
kita kan berjalan lagi
dan kan kuhapus duka dan keluh di hatimu
Isa 51:11 Maka orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan sorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, duka dan keluh akan menjauh.
Isa 51:12 Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput,
Tuesday, April 04, 2006
You are
You are my rock and salvation
My life clings on You
You are my reason to continue living
You are my savior
I trust you with all my life
My life clings on You
You are my reason to continue living
You are my savior
I trust you with all my life
Monday, April 03, 2006
amazing grace
amazing grace, how sweet the sound
that saves a wretched like me
though i was blind and i could see no hope
amazing grace gives me faith to live on
though broken my spirit
amazing grace gives me hope to live on
that saves a wretched like me
though i was blind and i could see no hope
amazing grace gives me faith to live on
though broken my spirit
amazing grace gives me hope to live on
Wednesday, March 29, 2006
All the glory
All the glory and failure of the past, I consider them rubbish because of the great friend who I know is waiting for me at the finish line.
(Phoenix)
(Phoenix)
Friday, March 24, 2006
dong haeng
i think one of the best website in the world is www.donghaeng.net
i hope one day i will have the chance to know kiro...if not i will see him in eternity.
my heart feel strangely warm, and i feel that He is holding me tightly.
it against all my logic and theological background, that faith is not supposed to be a feeling. But i reject my mind and i just somehow feel that He ain't let me go...
i hope one day i will have the chance to know kiro...if not i will see him in eternity.
my heart feel strangely warm, and i feel that He is holding me tightly.
it against all my logic and theological background, that faith is not supposed to be a feeling. But i reject my mind and i just somehow feel that He ain't let me go...
holiday
it's like when you wake up on the first day of holiday, said lucy upon hearing Aslan's name.
Finally she has neverending holiday with Aslan, in the world better than Narnia, after the Last Battle.
Aslan, bring me to your holiday...
Finally she has neverending holiday with Aslan, in the world better than Narnia, after the Last Battle.
Aslan, bring me to your holiday...
Subscribe to:
Posts (Atom)