Tuesday, December 06, 2016

Tentang Agama dan Allah

Kalau dilihat dari sejarah, kejahatan manusia dan pemberontakan manusia terhadap Allah, bermantelkan agama. Kelihatannya seperti niat baik, tetapi berangkat dari keinginan untuk menjauh dari Allah. Dan Allah tidak pernah menganggap manusia sebagai musuh.

Mulai dari Taman Eden. Apakah Adam dan Hawa benar-benar bermaksud mengangkat senjata dan melakukan makar terhadap Allah? Mereka tergoda karena mereka ingin menjadi seperti Allah, sesuatu yang "kelihatannya baik". Mereka ingin memiliki pengetahuan yang baik dan jahat, seperti Allah. Mereka meragukan kebaikan Allah dan mereka berpikir paling tidak mereka bisa mengandalkan kekuatan mereka sendiri, kalau-kalau Allah tidak lagi memelihara mereka.

Lihat polanya di sini? Waktu manusia memutuskan untuk menjauh dari Allah.

Selanjutnya Kain membunuh Habel, karena kecewa melihat persembahan Habel diterima, tetapi persembahannya, tidak. Dengan kata lain, Kain "berniat baik" mengenai ibadahnya. Habil mempersembahkan korban cucuran darah, sedangkan Kain memersembahkan hasil dari tanah. Secara simbolik, Kain mengandalkan keringat dan kekuatan sendiri dari tanah yang terkutuk; Habil mengingat bahwa perdamaian dengan Allah hanya mungkin lewat korban dan darah, merujuk kepada janji pengorbanan Allah di masa depan. 

Jadi, karena agama pembunuhan pertama terjadi. 

Polanya sama, manusia cenderung mencari jalan sendiri, mengandalkan kekuatan sendiri dan menjauh dari Allah supaya tidak terlalu tergantung padaNya. 

Hikmahnya: Selalu cari Tuhan, selalu cari Dia di setiap kesusahan. Dia selalu semangat, gembira, menanti2 saat kita mencari Dia. Apa yang kelihatan baik dan agamawi seringkali menjauhkan kita dari Tuhan.